Semua Karena Sakit
23.41 | Author:
Lelah,
musim sakit, dan akhirnya pun saya tidak bisa menghindar. Tubuh ada ambang batasnya juga. Tapi ada satu hal yang selalu saya syukuri dari setiap sakit menyapa dan memeluk tubuh ringkih ini : merasa dekat dengan Sang Kekasih.

Mungkin memang salah juga menghubung-hubungkan sesuatu dengan sesuatu yang seolah-olah tidak cukup rasional, tapi saya tidak bisa memungkiri bahwa saya merasa Dia sedang sekedar mengecup kening kita, agar kita tidak sepenuhnya lupa, bahwa ada Kekasih dari terpaling cinta kekasih di dunia yang kita miliki, bahwa Sang Kekasih-lah yang kasih-Nya takan pernah habis.

Ya, saya bisa lebih khusyuk shalat, bisa lebih khusyuk mengais sisa kepenatan mata untuk membaca Ayat-Ayat Suci-Nya, saya bisa lebih ikhlas menyisipkan selarik senyum saat berjumpa saudara, dan saya jadi merasa bersyukur atas kehidupan yang telah di berikan-Nya. Jika saya sakit.

Semoga saja, hati ini tidaklah terlalu sibuk untuk selalu larut dalam kasih dan cinta dengan kekasih terkasih di dunia, semoga selalu ada ruang dalam hati ini untuk mengaitkan rasa kepada Sang Kekasih. Amiin.
|
This entry was posted on 23.41 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: