Lalu..
01.58 | Author:
Lama tak tersentuh, bukan tanpa alasan : seriak alir kisah telah berlalu. Merah tabur wangi bunga telah jauh tertelan riak sungai, aromanya telah lama musnah dari pondok jiwaku. Dan jika tempat ini adalah album tempat dokumentasi, ternyata terlalu sayang jika sisa lembar plastik bersihnya tak lagi tertempel guratan citra seciprat madu kehidupan : manis dan enak, untuk dikenang, untuk dikecap, walau hanya melalui sekotak layar komputer yang berkedip tanpa lelah.

Biarlah, pastilah tak semua bunga menghasilkan tunas baru. Setidaknya aku tak pernah lupa untuk bersyukur, bahwa harum indah melati pernah singgah dan mengusir pengap sekotak nyawa hidupku. Kubuka selimut, dingin, tapi aku tak pernah ragu. Dinginnya alir sungai hidup, tak sepadan dengan harumnya serpih lembar bunga yang terbawa arus. Dan aku yakin, suatu saat, seuntai tunas indah akan abadi mengisi kotak ruang kasih yang ada di gumpal detak jantung hati jiwaku. Dan akan selalu sama : wangi, indah, mekar. Kehidupan. Cinta.
|
This entry was posted on 01.58 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: