Beberapa waktu yang lalu ada pameran buku murah. Ada berbagai macam buku : ekonomi, sastra, filsafat, agama, motivasi, dlsb. Pameran itu memang benar-benar murah, untuk ukuran mahasiswa. Bayangkan, kita dapat memperoleh buku-buku yang masih begitu bagus hanya dengan duit 5.000, 20.000 dan 30.000.
Karena uangku mepet, akhirnya aku searching buku di jajaran buku 5 ribu perak. Ada banyak sekali,d an bagus-bagus, aku sampai bingung. Setelah liat sana-sini, perhatianku tertuju pada sebuah cover sederhana bertuliskan Kali Mati : Joni Ariadinata. Aku pernah mendengar judul itu dari guru bahasa Indonesiaku dulu. Dan karena covernya yang menarik, dengan gambar abstrak, langsung saya beli, lima ribu perak!
Pertama aku buka, langsung aku terpana : WOW! Ini adalah karya sastra yang sangat tinggi sekali : aku kagum!
Apa yang kauharap dari berkah bumi keparat yang telah habis tandas digadai buat menebus uang Negara? Kemiskinan. Kesumpekan. Demi demit, kemakmuran telah dirampok dan kini mereka kembali hadir jadi pahlwan. Demi malaikat, kau tak paham seributurunanmu tak bakal merdeka. Hidup akan tetap jadi bui, jadi pecundang tawanan orang yang merasa paling berjasa. Itulah secuplik dari cerpen Keluarga Maling dalam kumpulan cerpen Kali Mati karya Joni Ariadinata itu. Luar biasa. Kalimatnya begitu indah dan bercahaya. Membara. Berapi-api. Menggelitik. Membakar. Sungguh, ini adalah karya sastra yang sangat tinggi sekali.
Keparat, bangsat, babi, asu, tahi, bacin. Kosakata yang dipilih oleh Joni Ariadinata sungguh segar, menyegarkan, provokatif, mencengangkan, namun sangat brilian untuk mencurahkan segala rasa yang perlu untuk dicurahkan.
Sungguh, ini adalah lima ribu rupiah paling mahal. Lima ribu yang sangat berharga.
|
This entry was posted on 09.12 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: