Yang pertama adalah yang terindah,
tapi yang terakhir adalah yang terbaik.
Kalau aku lebih suka dengan kalimat,
Love at The First Sight tak lebih tak bohong dari bunga kertas.

Cinta pertama,
sentuhan pertama,
entah itu indah atau tak terlupakan,
tapi saat ketulusan jadi sebuah nilai,
sungguh semua itu semakin sangat nyata menjadi penyesalan.
Penyesalan yang lama sudah kupaksa hilang,
kini dengan sepenuh kesadaran muncul begitu saja : sangat membara!

Aku tak pernah peduli dengan pertama, tengah atau terakhir.
Kelelahanku dengan letih emosi tanpa raga membuatku mati seni.
Saat kehidupan baru di depan mata muncul,
dengan keharuannya merengkuh rasa,
penyesalan itu muncul dengan wajah baru,
kenapa kubiarkan debu-pasir-lumpur melukai nurani?

Tapi sungguh,
setiap saat, kini, Tuhan memberiku sebentuk cahaya-Nya,
semakin kurengkuh dengan kepasrahan.

Dan cinta itu,
ternyata adalah ketulusan.
Semoga masa lalu memusnahkan ketidak-tulusanku.
Semoga penyesalan jadilah kepasrahan,
pasrah untuk menyesap bahagia,
untuk sebuah ketulusan : sebuah cinta, kehidupan baru.

Ternyata blog ini menjadi bukan tanpa makna dengan kunama aishiteru. Thanks God! For every little happiness and sadness, for every darkness of darkness, and for now : for Your answer for my biggest question, what`s the light is?
|
This entry was posted on 05.33 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

1 komentar:

On 19 Januari 2009 pukul 22.16 , Anonim mengatakan...

kata emak, kita ga boleh pecaya ma begitu2an... sirik kecil... ndak yo?